Children zone

"Anak adalah untuk zaman yang akan datang, bukan untuk zaman kita. Salahlah pendidikan orang tua yang hendak memperbuat anaknya seperti mereka juga." ( Hamka)

Children Tech

"Teknologi bagi anak adalah dua sisi mata pisau. Pisau bisa jadi bermanfaat bisa jadi alat melukai, sama halnya teknologi bagi anak dapat membuatnya berkembang juga dapat membuat mereka hancur. siapa yang akan bertanggung jawab? ayah bunda, yuh kita jaga anak kita dari hal yang sepele :)"

Everyone is Different

"Siapapun dia setiap anak Indonesia terlahir cerdas. Lemah di satu sisi jenius di sisi lainnya. Tugas seorang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan kelemahan seorang anak. Orangtua bak pelukis yang menoreh gambar pada selembar kertas dengan kejelian dan kreativitasnya sehingga mampu membuat lukisan yang indah dan dapat dibanggakan. Lukisan orangtua itu adalah gambaran masa depan anak". -Widodo Judarwanto

Miracle

"Anak-anak harus tahu bahwa ia adalah sebuah keajaiban, karena sejak awal dunia diciptakan, hingga dunia berakhir, tidak akan ada satupun seorang anak yang menyerupainya". -Pablo Casals

Children's Lifestyle

"Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah putra putri dari kehidupan yang merindukan dirinya sendiri, Mereka datang melaluimu tetapi bukan darimu, Dan walaupun mereka tinggal bersamamu, mereka bukanlah milikmu." ---Kahlil Gibran.

Rabu, 12 Juli 2017

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Penyesuaian Diri Siswa SMK di Tempat Prakerin



Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai keahlian atau ketrampilan dan siap bekerja. Karena pada dasarnya siswa SMK disiapkan untuk siap kerja setelah mereka lulus. Sehingga upaya- upaya telah dilakukan pihak sekolah maupun pemerintah. lulus Ujian Nasional, siswa SMK dinyatakan lulus jika mereka telah melaksanakan Prakerin ( Praktik Kerja Industri).
Prakerin (Praktik Kerja Industri) merupakan suatu kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha dan ilmu industri yang relvan dengan kompetensi keahlian siswa dibidangnya. Dalam hal ini prakerin dilaksanakan melalui prosedur tertentu bagi siswa, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pengenalan dunia kerja. Sehingga diharapkan dalam dunia usaha maupun industri ketika mereka lulus.
Meskipun demikian, sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu Tri Nur Wahyuni tahun 2012, pelaksanaan Prakerin tidak luput dari masalah dan kendala yang didapati oleh industrui dilapanagan antara lain; 1) disiplin ilmu yang tidak sesuai, 2) adanya kesulitan dalam penyesuaian diri oleh siswa Prakerin, dan 3) kurangnya monitoring dari pihak sekolah yang relative kurang.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “ Upaya Meningkatkan kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Kelayan Panti Bina Remaja Wira Adi Karya Ungaran tahun 2010” menunjukan bahwa tingkat kemampuan penyesuaian diri kelayan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori cukup, dan setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok kemampuan penyesuaian diri kelayan meningkat berada pada kategori tinggi. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyesuaian diri dari kelayan dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok (Kusdiarti, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Achlis Nufuad tentang meningkatkan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah melalui layanann bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII B SMP  2 Juana tahun 2012/2013, dapat diketahui bahwa secara empiris ada peningkatan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah dengan peningkan sebesar 10,54% yang meliputi aspek penyesuaian diri secara positif dan penyesuaian diri secara negatif (Nufuad Achlis, 2013)
Dari permasalahan diatas adapun permasalahan utama bagi siswa adalah kesulitan dalam penyesuain diri di tempat praktik. Penyesuaian diri adalah suaatu upaya yang dilakukan oleh seorang individu yang bertujuan untuk mengubah dirinya agar sesui dengan lingkungan yang baru ditempatinya. “ Penyesuaian diri merupakan proses bagaiaman individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai lingkungan” (Sunarto dan Agung, 2002:222). Penyesuaian diri memiliki peranan penting bagi individu termasuk didalamnya kenyamanan dalam dunia kerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor di SMK Negeri 1 Rembang diperoleh hasil bahwa, sebagian besar siswa Prakerin yang duduk di Kelas XI yang berjumlah 11 kelas, diketahui secara keseluruhan setiap kelas terdapat siswa yang penyesuaian dirinya kurang. Misalnya, di kelas XI TKJ B terdapat 4 siswa yang tingkat penyesuaian dirinya kurang. Fenomena tersebut didukung oleh wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas XI SMK 1 Rembang yang melakukan prakeri yang mendapatkan hasil, bahwa beberapa siswa kurang begitu mengerti tugas mereka di lapangan. Kurang memahami karakter pemilik tempat prakerin, dan pada siswa Prakerin di tempat yang jauh mereka cenderung ingin pulang. Fenomena tersebut juga ditunjang oleh data yang diperoleh dalam bentuk media cetak yaitu hasil need asessment yang berupa angket, berdasarkan data tersebut dijelaskan bahwa permasalahan secara umum yang dialami siswa di sekolah adalah masalah pada bidang pribadi dan sosial. Sesuai dengan isu yang merebak diatas mengenai rendahnya tingkat penyesuaian diri siswa di lingkungan praktik, apabila hal tersebut tidak segera ditangani kebutuhan siswa dalam bidang pribadi, belajar, sosial dan karir akan terhambat dan mengakibatkan kurang optimalnya hasil belajar, dikarenakan lingkungan praktik juga sangat penting bagi mereka Apabila seorang siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan  praktik, maka siswa tersebut kemungkinan besar mendapatkan pengalaman yang memuaskan, dan juga sebaliknya.
Keterkaitan dengan penelitian dan permasalahan diatas yang menyebutkan bahwa masalah penyesuaian diri dapat ditingkatkan dengan beberapa layanan bimbingan konseling. Penanganan permasalahan siswa termasuk didalamnya penyesuaian diri upaya- upaya yang dapat dilakukan guru BK adalah memberikan layanan bimbingan dan konseling, salah satu layanan bimbingan konseling ialah bimbingan kelompok,. Bimbingan dilakukan oleh tenaga ahli. Karakteristik anggota daribimbingan kelompok bersifat heterogen dan homogeny, dilihat dari bentuk kegiatan bimbingan kelompok lebih bersifat instruksional. Pembahasan dalam bimbingan kelompok terdiri dari dua topik, yaitu topik tugas, yang berasal dari pemimpin kelomok dan topic bebas, yang merupakan kesepakatan dari anggota kelompok. Suasan interaksi daam bimbingan kelompok berupa interaksi multiarah, aktif bermakna intelektual,pencerahan dan pendalaman. Fungsi layanan bimbingan kelompok lebih kepada pengembangan, pencegahana dan pemahaman.
a.       Manfaat Bimbingan Kelompok
M. Surya dan Rochman Natawijaya ( dalam Rusmana, 2009: 13) mengatakan ada beberapa manfaat diselenggarakanya bimbingan kelompok, yakni sebagai berikut:
1)  Bimbingan kelompok dapat memeberikan pengaruh yang positi  kepada anggota kelompok lain.
2)  Bimbingan kelomok merupakan usaha untuk mempersiapakan individu akan mendapat layanan konseling.
3)  Anggota kelompok mendapat kesempatan untuk menyegarkan watak/ pikiran.
4) Anggota kelompompok dapat saling bertukar pengalaman dengan anggota lain.
b.      Teknik- Teknik bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok memiliki sifat beragam , mulai dari sifat informative samapai pada yang terapeutik. Sedangkan dalam prakteknya, bimbingan kelompok dapat dilakukan melaui berbagai teknik seperti diskusi, simulasi, latihan, karyawisata, homeroom progam, sosiodrama, psikodrama, dan ekspositoris.
Teknik Sosiodrama yaitu teknik yang digunakan untuk mengekpresikan berbagai jenis perasaan yang menekan ( perasaan perasaan negative) melalui suasana yang didramatisasikan sedemikian rupa sehingga konseli dapat secara bebas mengungkapakan dirinya sendiri secara lisan, tulisan ataupun melalui gerakan- gerakan dramatis.
c.       Tahap bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut (Prayitno, 1995:44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
1)      Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati..
2)      Tahap Peralihan
Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada segera. sabar dan terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.
3)      Tahap kegiatan
Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.
4)      Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan. Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok
b) Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok
c) Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok
d) Pembahasan kegiatan lanjutan
e) Penutup
Bimbingan kelompok sangat efektif digunakan dalam format kelompok, bimbingan kelompok sendiri memiliki banyak teknik salah satunya sosiodrama, melalui sosiodrama siswa dilatih untuk mengenal situasi sosial yang ada di lingkungannya yang disajikan dalam bentuk drama. Sehingga Bimbingan kelompok dengan Teknik Sosiodrama dirasa tepat dilakukan untuk meningkatkan penyesuain diri. melaui layan tersebut siswa dapat melatih ketrampilanya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dalam memecahkan suatu permasalahn sosial yang disajikan dalam bentuk drama. Dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrma diharapakan siswa dapat berlatih perilaku baru, belajar menyesuaikan diri dengan situasi yang hampir sama dengan dunia kerja secara nyata, belajar memecahkan permasalahan berdasarkan masukan maupun pengalaman sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosda Karya
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik (Jilid 2). Yogyakarta: Andi Offset.
Nurfuad, Achlis. 2013. Meningkatkan Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan Sekolah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Juwana Tahun 2012/2013.Skripsi.Progam Sarjana Universitas Negeri Semarang.
Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).Ghalia Indonesia.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusmana, Nandang. 2009. Bimbingan dan Konseling kelompok di Sekolah (Model, Teknik dan Aplikasi). Bandung: RIZQI Press
Sugiono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
https://www.google.co.id/imgresimgurl.diary-anak-magang.html